BUKA MATA, BUKA TELINGA… (2)

Diposting oleh Solo Mata Jawa | 08.52

Dade Saripudin, Askot Kabupaten Sukoharjo

Pak Kun, mungkin tidak hanya buka mata, buka telinga tapi yang lebih penting bagaimana bisa BUKA HATI.

Terkait solo apakah masih perlu program pengentasan kemiskinan, saya rasa selama masih ada warga miskin di kota solo, keberpihakan pemkot, masyarakat peduli dan lembaga lain masih menjadi prioritas utama.

Saya sedikit menyitir hasil Opini Mas Lili Kristianto (peneliti Lab. Urban Crisis dan Community Development) menilai terkait penanggulangan kemiskinan terutama program-program pemberdayaan, pelaksanaanya masih menghadapi kendala dan tantangan. Banyak program yang masih bersifat parsial sektoral dan kurang terintegrasi, kurang terpadu, kurang terkoordinasi dan tidak sinergis, serta kurang fokus pada akar permasalahan kemiskinan itu sendiri.

Mas lilik memberikan ide bagaimana strategi sinergi penanggulangan kemiskinan itu sendiri di Kota Solo.

Pertama, Memperkuat peran tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah (TKPKD) kota Solo dalam membangun komitmen bersama dan memperluas dukungan stakeholder (SKPD, DPRD, Pengelola PNPM, Akademisi, LSM, Pengusaha dan sebagainya) terkait penanggulangan kemiskinan dan peningkatan indeks pembangunan manusia yang menitik beratkan pada pelaksanaan pencapaian tujuan Millenium Development Goal's (MDG's).

Kedua, Memperkuat peran TKPKD dalam menyusun strategi dan kebijakan, perencanaan, pemantauan dan evaluasi; dan mekanisme sinergi program-program pengentasan kemiskinan. Menginisiasi penyusunan base line peta dan jumlah penduduk miskin serta rencana program jangka menengah/tahunan program penanggulangan kemiskinan (PJM/Tahunan Pronangkis secara partisipatif).

Caranya melibatkan seluruh stakeholder pendukung dan utamanya warga miskin. Lalu mengembangkan jaringan kebijakan untuk mendukung terealisasinya pro-poor policy dan pro poor budgeting yang berkelanjutan.

Ketiga, Sinergi antar program. Perlu menyingkronkan dan menyinergikan program-program penanggulangan kemiskinan yang ditangani PNPM dengan program yang sudah ada seperti DPK, RTLH, KUBE, Koperasi, Pemberian makanan Tambahan (PMT), P2MBG dan sebagainya. Kemudian melakukan sinkronisasi perencanaan PNPM dalam perencanaan pembangunan di tingkat Kelurahan dalam musrenbangkel.

Kedepan program DPK lebih baik difokuskan pada program unggulan (potensi) kelurahan, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat/organisasi/kelompok sosial, program pengembangan budaya lokal dan program-program pendukung program pemkot seperti Kota Layak Anak.

Sedangkan PNPM lebih diarahkan untuk memperbaiki insfrastruktur dan sanitasi masyarakat, peningkatan SDM, pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi. Program KUBE diarahkan pada kelompok usaha kecil yang sudah dibina oleh PNPM atau yang tidak dijangkau oleh PNPM.

Keempat, Meningkatkan peran LPMK untuk membangun koordinasi dan kolaborasi antara BKM/LKM, Pokja, Pengurus KUBE, Koperasi dan Lembaga yang lain, meningkatkan partisipasi warga miskin selaku kelompok penerima manfaat dalam pelaksanan program.

Akan lebih baik, jika kelurahan membentuk tim sinergi pemberdayaan masyarakat yang berperan mengembangkan sinergi program-program pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan di tingkat basis.

Mari Kita Wujudkan PNPM di Kota Surakarta menjadi Lebih Baik......
Solo Kreatif Solo Sejahtera......

"Kelak kemiskinan hanya akan tinggal menjadi buah bibir sejarah dan dongeng bagi anak cucuk kita. Bahwa dulu ada kisah "orang miskin" di dunia. Kemudian,diakhir pekan yang indah, para orangtua dan guru akan mengajak anak-anak mereka, untuk berlibur dan jalan-jalan ke "musieum kemiskinan" yang kita bangun itu".

0 komentar